BLOGGER TEMPLATES AND Twitter Backgrounds »

Jumat, 09 April 2010


Pulau Bali, sebuah pulau yang namanya lebih terkenal daripada Indonesia sendiri. Seumur-umur aku belum pernah menginjakkan kaki ke pulau Dewata. Rekreasi pada bulan Februari kemarin adalah kali pertama aku pergi ke Bali. Aku jadi penasaran gimana rasanya merasakan sendiri keindahan Bali yang selam ini hanya bisa aku lihat dari layar kaca.

Tepatnya pada tanggal 26 Februari saya besrta teman-teman kelas 9 cap cus menuju Bali. Perjalanan pun sangat saya nikmati, mulia dari perjalanan yang gaenak sampai perjalanan yang uenak seperti tidur tanpa gangguan, itu sangat saya nikmati. Kita sampai di Bali kira-kira jam 18.00 WITA. Kita segera menuju ke hotelnya yang terletak di Denpasar. Sampai hotel saya perkirakan jam 23.00 WITA.

Gapura besar khas Bali seolah memberikan sinyal welcome to Bali saat kami pertma kali sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Waah.. senangnya! Sayangnya rasa lelah membuat saya tidak dapat menikmati pemandangan alam Bali yang cukup indah. Kesan pertma yang saya dapatkan adalah kondosi jalan yang walaupun sempit tapi, wuuih.. asri banget dan hampir ga ada bocelnya. Persis kayak di luar negeri. Ternyata Bali lebih indah dari yang ku bayangkan.

Ternyata, baru ku tau, di Bali tidak terdapat pabrik sama sekali. Menurut info yang ku terima dari pemandu wisata yang ada di bisku, kata dia masyarakat Bali tidak suka kebisingan oleh karena itu, di Bali tidak terdapat pabrik. Tapi pemandu wisata tersebut tidak hanya menjelaskan tentang itu saja, tetapi dia juga menjelaskan bahwa upacara Ngaben (pembakaran mayat) itu wajib dilakukan entah setelah 3 hari orang itu meninggal, ato pada saat 3 bulan setelah meninggal, kelipatan selanjutnya, pokoknya sampai keluarga yang ditinggalkan itu mampu membiayai proses upacara Ngaben. Upacara Ngaben ternyata menghabiskan biaya yang lumayan besar lhu, jadi upacara Ngaben tidak harus dilakukan setelah3 hari keluarga ditinggalkan. Selain itu banyak pengetahuan yang saya dapatkan dari pemndu wisata tersebut, yang pengetahuan itu gak pernah saya tau di Sidoarjo.

0 komentar: